Buu... Aku lelah, aku capek tapi aku enggan menyudahi hubungan ini kita berdua sudah terlalu jauh bersama dan terlalu sakit untuk berpisah aku tahu hubungan ini tanpa restu kalian tanpa do'a kalian dan aku tahu persis hubungan ini ada karena keegoisan kita tapi tolong berusahalah ikhlas dan terima kita sebagai anak dan calon menantumu kita sama-sama sayang kita juga sudah dewasa tolong selipkan nama kita dalam do'amu berikan restu kalian sedikit saja kita ingin seperti mereka yang bisa bersama bercanda dengan bapak dan ibu calon mertuanya yang bisa saling bercerita tentang anaknya tentang pahit manisnya hubungan rumah tangga yang kalian bangun, bagaimana kalian mampu saling menguatkan disaat pohon yang kalian tanam dihembus angin..
Aku sangat menyayangi anakmu bu tolong jangan benci aku aku tidak bermaksud merebutnya darimu bagaimanapun engkaulah wanita pertama yang dia temui wanita pertama yang mengajari arti cinta dua tahun kita bersama aku hampir paham sepaham-pahamnya engkau baik buruknya anakmu dari makannya tidurnya meskipun kita belum pernah setiap hari bersama tapi aku berusaha memahami anakmu berusaha menjadi yang terbaik untuk anakmu bahkan kekurangannya menjadi salah satu tantanganku untuk melengkapinya tapi kenapa engkau enggan memberikan bahkan menyambutku sebagai calon putrimu mau serapi apapun engkau membungkus senyum palsu aku merasakannya tapi aku memilih diam karena aku yakin ibu tidak seperti itu ibu menyayangiku sama seperti ibu menyayangi putramu..
Aku sangat menyayangimu putramu, aku selalu menyimpan setiap senyum dan tangisnya yang terkadang dia nikmati bersamaku, aku merasakan hatinya ketika bahagia maupun sakit..
Bu, ini permintaan terakhirku restui dan do'akan kita